Ekstensi Tuh Kayak Gini

Assalamu’alaikum wr.wb.

Kamu baru saja lulus kuliah jenjang D3? Langsung kerja? Atau pengen lanjut kuliah S1? Aku hanya bisa berkata, “selamat bergalau ria”. Hahaha. Sama, aku dulu juga sempat galau. Tapi karena aku memikirkan jenjang karir ke depannya, akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan kuliah jenjang S1.  Di postingan kali ini, aku mau berbagi cerita tentang program ekstensi yang tengah aku jalani saat ini. Mulai dari seleksi, berkas, sampai perkuliahan. Semoga tulisan ini bisa membantu para pejuang ekstensi. Ini program ekstensi D3 Bahasa Jepang, ya. Untuk jurusan lain, silakan cari informasi sendiri. Dimana ada kemauan, di situ pasti ada jalan.

FYI, aku lulusan D3 Bahasa Jepang UGM dan sekarang lanjut kuliah di Pendidikan Bahasa Jepang UMY. Program ekstensi sering juga disebut program alih jenjang (D3 lanjut ke-S1). Sejak tahun 2013, program ekstensi di PTN mulai ditiadakan untuk beberapa jurusan. Tapi tenang..PTS masih membuka program ekstensi di banyak jurusan.

Seleksi Masuk

Seleksi masuk untuk program ekstensi di UMY sama dengan mahasiswa reguler yaitu melalui jalur tes (PBT atau CBT). Waktu itu aku melalui jalur tes CBT. Kenapa milih tes CBT? Karena hasil tes langsung diumumkan, 15 menit setelah tes selesai. Sebelum mengikuti tes, aku mengumpulkan berkas pendaftaran berupa formulir, legalisir ijazah SMA, pasfoto, bukti pembayaran tes. Waktu itu aku masih menggunakan ijazah SMA karena belum ada ijazah D3. Waton nyobo wae. Wkwkwk. Materi tes berupa TPA, gak ada materi IPA/IPS. Sebelum tes wajib hukumnya tau passing grade jurusan yang kamu tuju. Untuk program ekstensi, bisa minta surat keterangan untuk membantu proses seleksi. Kata petugasnya, biasanya passing grade program ekstensi berbeda. Tapi aku dulu gak pake itu, hehehe. Seleksi terakhir adalah wawancara. Wawancara untuk menentukan diterima atau tidak di jurusan tersebut sebagai mahasiswa ekstensi. Kalau aku dulu wawancara seputar identitas diri, kelengkapan berkas, aturan jurusan dan universitas, selanjutnya ngobrol biasa.

Berkas Ekstensi

Kalau sudah dinyatakan lolos seleksi, tahap selanjutnya adalah melengkapi berkas ekstensi. Ada beberapa perbedaan antara berkas milikku dan milik temanku. Berkas ekstensi yang utama yaitu legalisir ijazah D3 dan transkrip nilai, diserahkan ke pihak jurusan Pendidikan Bahasa Jepang. Tapi info terbaru dari temanku, berkas lainnya berupa legalisir ijazah SMA, skor tes UMY, formulir pindah kuliah. Sampai saat ini aku tidak mengumpulkan berkas tambahan itu. Katanya tidak mengumpulkan tidak apa-apa yang penting sudah lolos tes. Aku sarankan untuk yang ingin mengikuti program ekstensi, pastikan berkas yang akan dikumpulkan ke bag.pendaftaran atau pihak jurusan.

Nilai dari universitas asal akan dikonversi ke dalam nilai mata kuliah universitas tujuan. Sangat mungkin ada perubahan nilai karena standar nilai yang berbeda. Nama mata kuliahnya pun juga akan berubah sesuai dengan nama mata kuliah di universitas tujuan. Proses konversi nilai berlangsung sekitar 1 minggu.  

Perkuliahan

Mahasiswa ektensi hanya perlu mengambil mata kuliah yang belum ada dalam daftar konversi mata kuliah. Karena tidak ada kelas khusus program ekstensi, jadi perkuliahan dilaksanakan secara moving class. Serasa ngulang mata kuliah gitu, pagi di kelas angkatan 2014, siang di kelas angkatan 2015. Terkadang saya sedih di situ. Hiks. So, harus jeli lihat jadwal kuliah karena kita berbeda dengan mahasiswa reguler. Enaknya, aku bisa ambil mata kuliah di beda semester, asal jadwal kuliah tidak bentrok dan total sks tidak melebihi 24 sks. Perkiraan awal, perkuliahan program ekstensi memakan waktu 2,5 tahun atau 5 semester. Bisa lebih cepat dengan catatan tidak ada mata kuliah yang mengulang.

Itulah secuil cerita tentang program ekstensiku. Melelahkan memang, tapi namanya juga pilihan, harus diselesaikan apa yang telah dimulai. Nah, untuk info pendaftaran UMY ter-update bisa dilihat di website: http://www.umy.ac.id/pendaftaran. Atau datang saja langsung ke Biro Penmaru di gedung AR. A, bisa juga langsung ngobrol sama pihak jurusannya. Selamat berjuang!